Sabtu, 29 Oktober 2011

Cerita Dongeng Anak


 Asal Mula Guntur

Dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, 
berguru pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki-laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka. 

Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok, berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa mengabulkan permintaan apapun.” Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang oleh Ramasaur ia akan meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah berpikir keras. Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati
.
Esoknya pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang ke cawan. Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain lunak. Perlahan diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah penuh. Mekhala segera menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.
Guru Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. ” Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie. Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru. Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.

Sementara itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun. Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,” kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur. 

Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa melayang-layang di angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya “guntur”.

(Sumber:http://www.ceritaanak.org)

Kamis, 27 Oktober 2011

Ga penting banget

Assalamu'alaikum
Lagi ke mau ke toko lewat depan warung bu kost yang ada pohon cherry. Terus nyampe di situ langsung dicegat ma anak2 smbil megang kayu.
Aq@ kak, tolong ambil buah cherrynya dong di atas (sambil nyodorin tu kayu dengan muka memelas)
aq@ tunggu ya.. (sambil mengambil kayu dan mulai memetik tu buah)
aq@ ni, udah banyak buahnya. Udah ya, kakak mau ke toko dulu.
Anak@ pulang dari toko bantuin lagi ya kak...
Aq@ kakak kayaknya lama di toko dan ada kerjaan (boong dikit, hehe...)
setelah beberapa menit, aq pulang dari toko. Kirain tu anak udah pulang, ehh... Ga taunya masih nongkrong di bawah tu pohon sambil cengar cengir..
Anak@ kak, bantuin ambil lagi ya (sambil naik pohon)..
Aq@ maaf ya dex, ga bisa lagi soalnya udah tinggi kayunya ga nympe lagi.
Tiba2 datang lah bu kost sambil marah2...
Bu kost@ udah turun2, ntar jatoh lagi....
Aq ma anak2@ kaburrrrrr.... Daripada berabe
wkwkwk.............